Tips Semai Anti Kutilang ala Sesayuran

Sangat menyedihkan memang ketika setelah berhasil menyemai benih sayur tapi malah tumbuh dengan kondisi Etiolasi atau Kutilang (Kurus Tinggi Langsing), tanaman tersebut tidak akan mampu bertumbuh dengan baik walau dipaksakan untuk terus ditanam karena batang tanaman tidak mampu menopang daun dan tubuhnya pada saat dewasa. Namun perlu diketahui pula kutilang tidak hanya terjadi setelah selesai melewati masa semai, namun waktu tumbuh ke fase dewasa tanaman juga masih dapat mengalami etiolasi.

Memangnya apa yang menjadi penyebab tanaman tersebut menjadi kutilang? Salah satu penyebab utama tanaman tersebut mengalami etiolasi adalah kurangnya sinar matahari yang diterima tanaman, sehingga tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintetis dengan baik karena asupan sinar matahari yang kurang. Pada dasarnya cahaya matahari digunakan tumbuhan untuk membantu proses kimia memproduksi glukosa (gula).  Gula kemudian digunakan untuk membentuk senyawa organik lainnya seperti selulosa selain digunakan sebagai bahan dasar yang kemudian diubah menjadi protein dan lemak sebagai makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis ini kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan untuk bernafas, berkembangbiak, tumbuh dan sisanya disimpan sebagai cadangan makanan.

Lalu bagaimana tips agar terhindar dari etiolasi atau kutilang ini? Kita akan bahas di thread kali ini. Sebelum sampai kesana akan dibahas tentang cara semai yang menurut kami paling baik dan efektif meski membutuhkan tenaga yang lebih dalam melakukannya. Teknik semai yang biasa dilakukan tim produksi sesayuran adalah dengan menggunakan tissue, teknik ini sebenarnya sudah diajarkan waktu kita masih di sekolah dasar atau bahkan di taman kanak-kanak. Disini kita bisa menggunakan tissue basah, tissue kering yang diberi sedikit air, atau menggunakan kanebo. Setelah media semai dibasahi menggunakan air letakkan benih secukupnya diatas media dan letakkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari atau didalam ruangan, tunggu sekitar semalam atau 1 hari hingga benih sprout (pecah), namun jika anda menggunakan tissue kering pasti kan tissue tersebut selalu dalam kondisi lembab tiap pagi-sore-malam.

Setelah benih sprout pindahkan benih ke media rockwool dengan menggunakan pinset atau tusuk gigi yang ujungnya dibasahi dengan air agar benih bisa nempel, setelah benih-benih yang sprout kita pindahkan ke rockwool langsung letakkan rockwool diruang terbuka yang terkena sinar matahari langsung dengan minimal 6jam setiap hari nya. Disini anda bisa menggunakan teknik spray dengan menyemprot bagian atas rockwool atau dengan teknik merendam rockwoll dengan air namun dengan kondisi air yang tidak merendam lebih dari 1/4 bagian rockwool agar benih yang baru sprout tersebut tidak mengalami busuk dan mampu tumbuh dengan baik.

Menggunakan teknik tersebut dijamin 100% benih anda tidak akan mengalami etiolasi. Namun perlu diingat etiolasi tidak hanya menyerang tanaman pada fase semai saja, jadi anda harus tetap memastikan bahwa asupan sinar matahari tetap baik hingga masa panen tiba agar tanaman yang anda tanam dapat dipanen dengan postur yang bagus.

Source: Grup KOHINDO

Disamping ini adalah salah satu contoh selada yang mengalami etiolasi pada saat dewasa. Selada dengan kondisi seperti ini sangat tidak layak untuk dijual karena faktor postur dan masih ada kemungkinan selada dengan kondisi seperti ini akan lebih banyak menghasilkan getah di bagian batangnya sehingga selada tersebut akan memiliki rasa pahit yang diluar batas wajar dari biasanya sehingga pasar tidak akan mau menerima selada dalam kondisi seperti itu. Sangat merugikan bukan? sudah menghabiskan waktu yang begitu banyak untuk merawat tanaman, nutrisi yang digunakan tidak sedikit, di masa panen tidak dapat dijual. Maka dari itu sejak awal kita harus memastikan tanaman mendapatkan asupan sinar matahari yang cukup sesuai dengan kebutuhan tanaman yang kita tanam.